fbpx
Indotainment
  • Home
  • Infotainment
  • Inspirasi
  • Life & Love
  • Lifestyle
    • Traveling
  • Literasi
    • Buku
    • Cerpen
    • Puisi
    • Fiksi
  • Entertainment
    • Musik
    • Seni & Budaya
    • Game
    • Humor
    • Video
No Result
View All Result
Indotainment
  • Home
  • Infotainment
  • Inspirasi
  • Life & Love
  • Lifestyle
    • Traveling
  • Literasi
    • Buku
    • Cerpen
    • Puisi
    • Fiksi
  • Entertainment
    • Musik
    • Seni & Budaya
    • Game
    • Humor
    • Video
No Result
View All Result
Indotainment
No Result
View All Result

Belajar Ilmu Kehidupan Hingga Ke Negeri Atap Dunia

Tjipta Effendi by Tjipta Effendi
Oktober 5, 2018
in Life & Love
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Share on FacebookShare on Twitter

Hidup ini adalah proses pembelajaran diri tanpa akhir. Seperti kata pribahasa: ”Belajar dari sejak buaian, hingga akhir hayat.” Dan kita bisa belajar dari apa saja dan dari siapa saja, Tidak harus dengan orang sesuku, seiman ataupun kepada orang yang bergelar professor. Bahkan kali ini, saya belajar dari seorang Pelayan restoran

18 tahun lalu, saya dan istri berkunjung ke Tibet. Tapi karena saking antusiasnya ingin mengunjungi negeri yang disebut sebagai: “The Roof of the World” atau negeri Atap Dunia ini, ada hal penting yang lupa kami perhitungkan, yakni musim dingin. Namun, semua sudah dipersiapkan dan kami jadi berangkat. Kendati temperature merayap 25 derajat Celcius dibawah titik beku, kami tidak ingin kehilangan moment-moment yang sangat berharga ini. Karena itu, kami memaksa diri untuk naik ke Potala Palace. Puas berkeliling disini, kami masih melanjutkan perjalanan ke Yokhang Temple.

Udara yang dingin, menyebabkan seluruh sendi-sendi tubuh terasa amat nyeri. Masih ditambah lagi dengan dada yang sesak dan rasa sakit yang amat sangat di kepala, karena kekurangan oksigen. Karena ketinggian Lhasa, ibu kota Tibet ini, berada di ketinggian 7000 hingga 8000 meter dari permukaan laut. Sehingga oksigen yang dapat diserap hanyalah sekitar 50 persen. Kekurangan asupan oksigen pada otak, menyebabkan pikiran tidak bisa terkonsentrasi dan jalan kami sempoyongan, seperti orang mabuk.

Tidak Semua Harus Dinilai dengan Uang

Hasrat hati untuk mendapatkan secangkir teh hangat, mungkin tak kurang hebatnya dibandingkan ketika kehausan di padang pasir. Saya mencoba melirik ke sekeliling, tapi tidak ada seorangpun tampak berjualan. Untuk melepaskan lelah, kami duduk di atas batu yang terletak di depan toko souvenir. Jaket tebal yang kami gunakan, seakan tidak berfungsi menghadapi alam yang seperti membeku, saking dinginnya.

Baru beberapa saat kami duduk, seorang gadis keluar dari toko dan membawa nampan, berisi dua cangkir teh yang masih mengepul, karena hangat.Saya berpikir, alangkah nikmatnya bila kami dapat menikmati secangkir teh hangat dalam dingin yang membeku di saat itu.Tidak disangka-sangka , si gadis membungkukkan tubuhnya untuk memberi hormat dan menyodorkan nampan berisi dua cangkir teh tersebut. Ternyata untuk kami berdua. Tentunya kami terima dengan penuh suka cita. Bagaikan mendapatkan hadiah besar. Pada saat saat seperti inilah sangat terasa, bahwa ternyata secangkir air itu amat sangat berharga. Berdua kami menghirup minuman dari surga itu perlahan-lahan. Sungguh luar biasa nikmatnya.

Selesai minum, saya mengeluarkan dompet dan mengeluarkan lembaran uang, yang nilainya mungkin 10 kali lebih besar daripada harga secangkir teh, sebagai ungkapan rasa terima kasih kami. Namun gadis tersebut buru-buru mengelengkan kepalanya, tersenyum lembut dan mengatakan: “Jangan, teh ini kami berikan, karena anda berdua kedinginan. Maafkan, tidak semua harus dihitung dengan uang “, kata si gadis dengan sangat sopan.

Saya Malu Pada Diri Sendiri

Wajah saya memanas, bukan karena hangatnya teh tersebut, tetapi saya merasa malu, karena diingatkan, bahwa dalam hidup ini tidak semuanya dinilai dengan uang. Walaupun melihat tampilan mereka dan toko souvenir yang kecil tersebut, jelas mereka sangat membutuhkan uang.

Pelajaran Sangat Berharga Bagi Kami

Secangkir teh hangat yang diberikan gadis pelayan toko di Lhasa, Tibet, menjadi pelajaran hidup yang sangat berharga bagi kami berdua. 18 tahun sudah berlalu, namun secangkir teh yang kami terima pada waktu itu, masih terasa hangat hingga saat ini. Pelajaran bahwa tidak semua hal harus dinilai dengan uang.

Tjiptadinata Effendi

Join Indotainment.id Telegram Group
Share164Tweet100Share40
Previous Post

Pikiran Negatif Bagaikan Racun Dalam Hidup Kita

Next Post

Salah Satu Manfaat Menjaga Kesehatan Sejak Dini

Next Post

Salah Satu Manfaat Menjaga Kesehatan Sejak Dini

RINDU SAHABAT

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Indotainment.id melalui email

Bergabung dengan 1 pelanggan lain

  • Trending
  • Comments
  • Latest
32 Kata-Kata Lucu Gusdur yang Penuh Makna, Tetap Terkenang

32 Kata-Kata Lucu Gusdur yang Penuh Makna, Tetap Terkenang

April 28, 2020
6 Cara Berpikiran Positif

6 Cara Berpikiran Positif

Mei 19, 2020
10 Meme lucu buaya darat ini bikin cewek geleng kepala

10 Meme lucu buaya darat ini bikin cewek geleng kepala

Juni 12, 2020
20 Chat lucu sama teman lama ini pesannya bikin

20 Chat lucu sama teman lama ini pesannya bikin

Oktober 23, 2020

Menjadi Penulis Online Fulltime, Saya Bisa, Kamu Juga Bisa Kok

5

Mengenal Italia Lebih Dekat: Sejarah Vespa Piaggio

4

AHA Moment

2

Mengenal Italia Lebih Dekat: Menyampaikan Pesan Tersirat Lewat Peribahasa

2
10 Momen apes ‘gagal minum’ karena diganggu hewan, bikin senyum kecut

10 Momen apes ‘gagal minum’ karena diganggu hewan, bikin senyum kecut

Mei 23, 2021
20 Potret jenaka orang saat berjemur ini lucunya bikin senyum lebar

20 Potret jenaka orang saat berjemur ini lucunya bikin senyum lebar

Mei 22, 2021
10 Life hack nggak biasa saat hadapi masalah di rumah, bikin me

10 Life hack nggak biasa saat hadapi masalah di rumah, bikin me

Mei 21, 2021
10 Curhatan pengalaman lucu saat interview kerja ini ada-ada aja

10 Curhatan pengalaman lucu saat interview kerja ini ada-ada aja

Mei 19, 2021

About

Indotainment.id is your news, entertainment, music, lifestyle, fashion website.

We provide you with the latest breaking news and infotainment straight from the entertainment industry.

Menjadi Penulis

Indotainment.id membuka kesempatan kepada siapapun dengan latar belakang apapun untuk bergabung menjadi kontributor.

Bagi yang ingin bergabung menulis, silahkan kunjungi halaman Menjadi Penulis

Berlangganan

Daftarkan emailmu untuk mendapatkan notifikasi artikel terbaru Indotainment.id melalui email

Bergabung dengan 1 pelanggan lain

  • About
  • Our Team
  • Advertise
  • Privacy Policy
  • Contact Us

© 2020 Indotainment.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Infotainment
  • Inspirasi
  • Life & Love
  • Lifestyle
    • Traveling
  • Literasi
    • Buku
    • Cerpen
    • Puisi
    • Fiksi
  • Entertainment
    • Musik
    • Seni & Budaya
    • Game
    • Humor
    • Video

© 2020 Indotainment.id

Follow & Support Us!!

Indotainment.id menyediakan berita terbaru infotainment, musik, lifestyle,  cerita, humor, dan pengalaman.

true
 

Memuat Komentar...